Langsung ke konten utama

Indonesian-English Translation Assignment



REZA SOFYAN HIDAYAT
2201414154
INDONESIAN-ENGLISH TRANSLATION

EXAMPLES OF SEVERAL OF METHODS IN TRANSLATION
  • Word-for-Word Translation

a.       Tsu : Look, little guy, you-all shouldn’t be doing that.
Tsa : *Lihat, kecil anak, kamu semua harus tidak melakukan ini.
Berdasarkan hasil terjemahan tersebut, kalimat Tsu yang dihasilkan sangatlah rancu dan janggal karena susunan frase “kecil anak” tidak berterima dalam tatabahasa Indonesia dan makna frase “harus tidak” itu kurang tepat. Seharusnya kedua frase tersebut menjadi “anak kecil” dan “seharusnya tidak”. Demikian pula dengan kata “that” yang sebaiknya diterjemahkan menjadi “itu” bukan “ini”. Sehingga alternative terjemahan dari kalimat tersebut menjadi: ‘Lihat, anak kecil, kamu semua seharusnya tidak melakukan itu.’
b.      Tsu : I like that clever student.
Tsa : *Saya menyukai itu pintar anak.
Hasil terjemahannya tidak berterima dalam bahasa Indonesia karena susunan kata yang benar bukan ’itu pintar anak’ tetapi ’anak pintar itu’, sehingga kalimat yang benar seharusnya: ”Saya menyukai anak pintar itu.”
c.       Tsu : I will go to New York tomorrow.
Tsa : Saya akan pergi ke New York besok.
d.      Tsu : Joanne gave me two tickects yesterday.
Tsa : Joanne memberi saya dua tiket kemarin.
Hasil terjemahan kalimat c dan d tidak separah hasil terjemahan kalimat a dan b karena struktur kalimat dari kedua teks tersebut hampir sama. Artinya bahwa hasil terjemahan kedua kalimat tersebut masih dalam kategori berterima walaupun masih terasa janggal. Walaupun demikian ada beberapa alternatif hasil terjemahan yang tampak lebih alamiah dan berterima misalnya:
‘Besok pagi saya akan pergi ke New York.’
‘Kemarin Joanne memberiku dua buah tiket.’
  • Literal translation
a.       Tsu : Look, little guy, you-all shouldn’t be doing that.
Tsa : Lihat, anak kecil, kamu semua seharusnya tidak berbuat seperti itu.
b.       Tsu : It’s raining cats and dogs.
Tsa : Hujan kucing dan anjing.
c.        Tsu : His hearth is in the right place.
Tsa : Hatinya berada di tempat yang benar.
d.       Tsu : The Sooner or the later the weather will change.
Tsa : Lebih cepat atau lebih lambat cuaca akan berubah. 
           Jika dilihat dari hasil terjemahannya, beberapa kalimat-kalimat yang diterjemahkan secara harfiah masih terasa janggal, misalnya kalimat b sebaiknya diterjemahkan “Hujan lebat” atau “Hujan deras”. Kalimat c sebaiknya diterjemahkan menjadi “Hatinya tenteram”. Namun jika demikian hasil terjemahannya, memang lebih condong pada penerjemahan bebas. Demikian pula dengan kalimat d sebaiknya diterjemahkan menjadi “Cepat atau lambat cuacanya akan berubah”.
  • Faithful translation
a.        Tsu : Ben is too well aware that he is naughty.
Tsa : Ben menyadari terlalu baik bahwa ia nakal.
b.       Tsu : I have quite a few friends.
Tsa : Saya mempunyai samasekali tidak banyak teman.
Penerjemahan ini berpegang teguh pada maksud dan tujuan Tsu, sehingga hasil terjemahan kadang-kadang masih terasa kaku dan seringkali asing
  •  Semantic translation
                Tsu : He is a book-worm.
                Tsa : *Dia (laki-laki) adalah seorang yang suka sekali membaca. 
               Frase book-worm diterjemahkan secara fleksibel sesuai dengan konteks budaya dan batasan fungsional yang berterima dalam Bsa. Tetapi terjemahan di atas kurang tepat dan seharusnya diterjemahkan menjadi: ’Dia seorang kutu buku.’

  • Adaption
Tsu : Hey Jude, don’t make it bad
Take a sad song and make it better
Remember to let her into your heart
Then you can start to make it better
(Hey Jude-The Beatles, 196)
Tsa : Kasih, dimanakahMengapa kau tinggalkan aku
Ingatlah-ingatlah kau padaku
Janji setiamu tak kan kulupa
Memang penerjemahan adaptasi ini banyak digunakan untuk menerjemahkan puisi dan drama. Di sini terjadi peralihan budaya Bsa ke Bsu dan teks asli ditulis kembali serta diadaptasikan ke dalam Tsa.
  • Free translation
a.        Tsu : The flowers in the garden.
Tsa : Bunga-bunga yang tumbuh di kebun.
b.       Tsu : How they live on what he makes?
Tsa : Bagaimana mereka dapat hidup dengan penghasilannya?
Dalam contoh nomor a terjadi pergeseran yang disebut dengan shunt up (langsir ke atas), karena dari frase preposisi in the garden menjadi klausa ’yang tumbuh di kebun’. Sedangkan pada nomor b terjadi pergeseran yang disebut dengan shunt down (langsir ke bawah), karena klausa on what he makes menjadi frase ’dengan penghasilannya’. Contoh-contoh lainnya adalah:
c.        Tsu : Tatik is growing with happiness.
Tsa : Tati, hatinya berbunga-bunga.
d.       Tsu : Look, little guy, you-all shouldn’t be doing this.
Tsa : Dengar nak, mengapa kamu semua melakukan hal-hal seperti ini. Ini tidak baik.
  • Idiomatic translation
a.        Tsu : Salina!, Excuse me, Salina!
Tsa : Salina!, Permisi, Salina!
b.       Tsu : I can relate to that.
Tsa : Aku mengerti maksudnya.
c.        Tsu : You’re cheery mood.
Tsa : Kamu kelihatan ceria.
d.       Tsu : Tell me, I am not in a cage now.
Tsa : Ayo, berilah aku semangat bahwa aku orang bebas.
e.        Tsu : Excuse me?
Tsa : Maaf, apa maksud Anda?
Terjemahan yang benar-benar idiomatik tidak tampak seperti hasil terjemahan. Hasil terjemahannya seolah-olah seperti hasil tulisan langsung dari penutur asli. Maka seorang penerjemah yang baik akan mencoba menerjemahkan teks secara idiomatik.
  • Communicative translation
Penerjemahan komunikatif pada dasarnya menekankan pengalihan pesan. Metode ini sangat memperhatikan pembaca atau pendengar Bsa yang tidak mengharapkan adanya kesulitan-kesulitan dan ketidakjelasan dalam teks terjemahan. Metode ini juga sangat memperhatikan keefektifan bahasa terjemahan. Kalimat ’Awas Anjing Galak’ dapat diterjemahkan menjadi Beware of the dog! daripada Beware of the vicious dog! Karena bagaimanapun juga kalimat terjemahan ke-1 sudah mengisyaratkan bahwa anjing itu galak (vicious).

Komentar